2025-04-22 | admin3

Makanan Terbakar: Daging Hangus & Arang – Antara Cita Rasa dan Risiko Kesehatan

Bagi sebagian orang, aroma dan rasa dari makanan yang agak hangus atau gosong memberikan sensasi tersendiri. Daging bakar yang permukaannya garing, bahkan hitam terbakar, dianggap sebagai simbol kenikmatan khas dari panggangan. Namun di balik kenikmatan itu, makanan terbakar seperti daging hangus dan arang ternyata menyimpan fakta menarik sekaligus ancaman bagi kesehatan.

Artikel ini akan membahas tentang bagaimana makanan terbakar terbentuk, mengapa orang menyukainya, potensi bahayanya, dan bagaimana cara menikmatinya dengan tetap aman.


Kenapa Makanan Bisa Terbakar?

Proses membakar makanan biasanya melibatkan suhu tinggi, baik itu raja zeus dipanggang, dibakar, maupun digoreng. Saat suhu mencapai lebih dari 300°C, terjadilah reaksi kimia yang disebut reaksi Maillard, yang memberi warna cokelat keemasan dan rasa gurih khas pada daging atau makanan berprotein lainnya.

Namun jika dibiarkan terlalu lama atau berada terlalu dekat dengan sumber panas langsung seperti bara api atau api terbuka, makanan akan terbakar. Permukaan makanan, terutama daging dan roti, bisa berubah menjadi hitam legam seperti arang, akibat proses karbonisasi.


Kenikmatan Rasa ‘Hangus’ yang Disukai Banyak Orang

Anehnya, walaupun secara teknis makanan gosong adalah hasil dari ‘kerusakan’, banyak orang menyukainya. Alasan utama meliputi:

  • Aroma khas asap dan panggangan yang menimbulkan kesan autentik dan ‘alami’.

  • Tekstur renyah di luar, lembut di dalam, terutama pada daging panggang atau sate.

  • Kesan maskulin atau tradisional, karena membakar makanan identik dengan kegiatan outdoor, seperti barbeque atau sate di pedesaan.

Di beberapa budaya, rasa ‘sedikit gosong’ bahkan dianggap bagian dari resep—misalnya pada sate Madura atau daging bakar Korea (bulgogi).


Risiko Kesehatan dari Makanan Terbakar

Meskipun menggoda, makanan yang terlalu hangus menyimpan potensi bahaya. Beberapa senyawa kimia yang terbentuk dalam proses pembakaran bisa berbahaya bagi tubuh, seperti:

  1. Akrilamida
    Senyawa ini terbentuk saat makanan tinggi karbohidrat dimasak pada suhu tinggi. Akrilamida bersifat karsinogenik (memicu kanker) pada hewan, dan diduga juga pada manusia.

  2. Amin Heterosiklik (HCA)
    Terbentuk saat daging dimasak dalam suhu sangat tinggi. HCA dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker usus besar, pankreas, dan prostat.

  3. Hidrokarbon Aromatik Polisiklik (PAH)
    Terbentuk saat lemak dari daging menetes ke bara api, menciptakan asap yang kemudian menempel pada makanan. PAH juga dikenal sebagai zat karsinogen.


Tips Menikmati Makanan Bakar Secara Aman

Tidak harus meninggalkan makanan bakar sepenuhnya, berikut cara menyiasatinya:

  • Hindari bagian yang benar-benar hitam atau arang. Potong bagian tersebut sebelum dikonsumsi.

  • Gunakan api kecil atau medium dan balik makanan secara rutin untuk menghindari terbakar.

  • Marinasi daging sebelum dibakar. Beberapa penelitian menunjukkan marinasi dapat mengurangi pembentukan HCA.

  • Gunakan pelindung (seperti aluminium foil) saat membakar makanan agar tidak langsung terkena api.

  • Cuci panggangan secara rutin, karena sisa pembakaran yang menumpuk juga bisa menimbulkan risiko tambahan.

BACA JUGA: Sejarah Warteg, Warung Makan Legendaris yang Berasal dari Tegal

 

Share: Facebook Twitter Linkedin